-
attention deprived
for someone who’s feeling unwanted, unappreciated, unloved by the people in the inner circle, it’s quite lovely to have someone talking to you this way.
aku jujurly sekarang turun lagi ke palung kegelapan. bedanya, dulu I let everyone know. sekarang engga. dulu orang lain bisa notice kalau aku lagi ga baik-baik aja. now I’m getting really good at faking it all up (well I’ve mastered it already actually).
I talked to Papi this morning about my pain. I know it won’t change anything. but at least I’ve said what I needed to say. bahwa aku bener-bener putusasa kalau disuruh jalan terus padahal lingkunganku terus membuatku merasa kesakitan. kalo kata Masku yang dari Jakarta, dia bilang aku harusnya bisa healing di kondisi yang ga ideal. but I can’t. mungkin aku manja? mungkin aku ga bisa seperti mereka, atau dia? tapi aku bener-bener ga bisa.
terserah bagaimana nanti Kai melihat ibunya, terserah bagaimana nanti dunia berputar, kalau aku bener-bener ga sanggup so be it. I’m so sorry Kai. I’m so sorry.
-
darah dan pisau
orang ga akan lihat siapa pelakunya. mereka hanya lihat siapa yang bersimbah darah, tanpa pula melihat darah siapa yang membasahi tubuhnya.
-
Allaah Maha Adil
aku hanya ingin mereka melihat dan merasakan apa yang aku lihat dan rasakan. tapi itu ga mungkin.
bahkan di titik ini aku masih berpikir bahwa kepergianku dari dunia adalah solusi dari kepelikan hidup ini. like what he said to me, “sebenernya kita tu ga punya masalah. kita jadi punya masalah kalo kamu buka mulutmu, masalahnya tu karena kamu kebanyakan ngomong”.
which got me thinking like I’m the problem.
bismillaah Allaah Maha Adil. Allaah ga pernah salah.
aku cuma minta Allaah mampukan aku menyembuhkan lukaku atau berdamai dengan luka dan masa laluku. Allaah kirimkan bantuan untuk mempermudah dan mempercepat prosesku. semoga Allaah ridho dengan apa yang sampai sekarang tidak aku ridhoi & apa yang aku perjuangkan.
bismillaah.. Allaah yang bantu, tin..
-
healed
kemarin aku konsultasi ke salah satu biro psikologi yang berjasa dalam hidupku. mungkin karena aku merasa venting di blog itu bener-bener menyita waktu ya, apalagi aku harusnya doing something productive. aku juga pengen tau aku sekarang lagi di fase apa, soalnya kok kayanya aku malah “detached” from my inner self. and that’s scary.
kesimpulannya adalah lukaku sebagian masih basah, walau sebagian lainnya udah mulai kering. terbukti dari ketenangan saat aku menceritakan kejadiannya (ini aku rasain juga sih), dari point of view ku terhadap masalah yang aku ceritakan, dan dari solusi yang aku sampaikan. setelah divalidasi dan dilabeli oleh psikolog tuh rasanya jadi lebih mantep dan kaya “ooo ini to rasanya sembuh?”. karena jujur aja aku tu ga pernah merasa se-tenang ini, se-damai ini, se-connect ini sama logikaku dan listening to my inner voice.
ya bener sih kemarin aku merasa aku “detached”. mugkin karena I wasn’t sure apakah yang aku kerjakan sekarang dalam mode denial dan mode fight or flight, atau bener-bener mode yang dipakai oleh orang-orang “sembuh” lainnya. dan sekarang setelah divalidasi dan diberi reasoning atas “yakini saja bahwa saat ini Mba Titin berprogres menuju ke arah kesembuhan, dan apresiasi dan nikmati hal itu ya, Mba”, rasanya jadi lega dan lebih mantap meneruskan langkah.
semoga segera pulih dan semua membaik.