Month: June 2017
-
Don’t Let Anyone Define Your True Colors. Karena Harga Colors Menjelang Lebaran Naik.
“Cik cik periuk bilanga sumping dari Jawe, datang nek kecibook bawa kepiting dua ekook…”.
I sang confidently.
“Sudah.. sudah.. Yak, Agustina ya.. Kamu itu suaranya bagus, tapi kamu fals. Jadi ngga usah ikut paduan suara saya ya.” belum rampung aku menyanyikan lagu daerah Kalimantan Barat itu, guru musik zaman SD-ku memotong and he kicked me out and called the next student for that weird audition he made. Kejadian yang ngga ada tujuh menit sejak aku mulai tarik nafas sampai dia memintaku keluar dari ruang kelas dan kursiku digantikan oleh siswa lain. Sejak saat itu, Hari Selasa kelas lima, I decided not to sing anything.
Untuk ukuran guru SD di Yogyakarta, he’s an asshole. I mean, look.. guru SD adalah orang tua pengganti bagi siswa/i, pembentukan karakter terpenting itu sejak kecil, dan masa-masa SD adalah saat yang kritis bagiku pribadi. Ditambah dia bekerja di Kota Pelajar, yang seharusnya dia paham betul bahwa membangun kepercayaan diri dan memotivasi untuk berkarya (untuk diri sendiri, karena levelnya masih SD) adalah bahasan pokok, terlebih dia adalah guru seni. Guru yang seharusnya memunculkan warna terbaik dari siswanya dan menjadikan itu karya yang membanggakan dia, siswa, dan orang tua. Dan guru ngga seharusnya “membuang” siswa yang menurutnya ngga potensial untuk dibimbing. Lantas apa fungsinya guru kalau hanya “membuang” muridnya? Dan.. sehancur itukah nadaku yang sampai ngga bisa diperbaiki?
Ya aku ngga seharusnya mutung hanya gara-gara kalimat guru baru itu. Tapi nasi sudah menjadi feses, sampai sekarang aku ngga percaya diri untuk bernyanyi. Pernah diajak Mas Yudha untuk ikut grup bandnya, tapi ujungnya cuma mempermalukan jagad hiburan saja :”( Ribuan kali Mas Yudha mengingatkan aku untuk lebih percaya diri, tapi mau gimana lagi, kata-kata guru SD itu sudah tertancap di hati. Lagipula Mas Yudha juga sering menertawakan ke-fals-an-ku. :”( #jahatkamuMas #drama
Alhamdulillaah, al-Fatihah semua, karena aku bisa tergabung dalam grup paduan suara sumpah dokter FK UGM 2011 tanpa merusak nada sedikitpun (because I lip synced, sssssh!).
Pelajaran yang baik untuk kita semua, jangan biarkan orang menilai kita ngga bisa melakukan sesuatu, sedang hanya kita yang mampu mengukur kemampuan kita. Jangan telan mentah-mentah perkataan orang, yang bahkan orang itu ngga punya kemampuan untuk mematangkan perkataannya sendiri. #ngomongopo
Dah. Salam super.
#NGGRUNDELPAGI2 #BELUMTIDUR #EFEKKOPI #SORRY
-
True Colors
– Justin Timberlake, Anna Kendrick –You with the sad eyes..Don’t be discouraged, oh I realize: It’s hard to take courage in a world full of people.
You can lose sight of it all, the darkness inside you can make you feel so small.Show me a smile then, don’t be unhappy.
Can’t remember when I last saw you laughing.This world makes you crazy and you’ve taken all you can bear..
Just, call me up, ’cause I will always be there.
And I see your true colors shining through.
I see your true colors and that’s why I love you.So don’t be afraid to let them show your true colors.
True colors are beautiful..Like a rainbow.
This Comment Made My Day!
Dear readers and visitors, sungguh kebahagiaan tersendiri membaca comments semacam ini, meskipun namanya disamarkan. Energi-energi positif seperti inilah yang dibutuhkan setiap manusia di dunia, yang mendorong untuk terus berkarya, untuk terus mengekspresikan warna dirinya, dan terus menciptakan hal baru, termasuk menulis.
Biasanya sahabat-sahabat yang menagih langsung, “mana update-annya?” atau “nulis terus dong” atau “jangan berhenti nulis ya, you’re a good story teller” dan lain sebagainya, but they never showed up in the comment section, semacam silent reader gitu. Jadi maaf kalau kesannya ndeso, ada komentar bagus sedikit langsung girang. Dan agak lumayan kaget waktu lihat ada yang ngomen…, then I asked myself…, “berarti tulisanku ini beneran dibaca toh?” Hahahaha. But on a real level tho, this is the support that I need. Terima kasih atensi dan sugestinya, will do! Karena sungguh kebahagiaan penulis adalah ketika tulisannya dibaca dan disukai pembacanya.
By the way, lucu juga itu “Mas Yudha nyuci popok.” :)))))))) ngga sabar!!!!
*baru di jalan entah kemana, lupa. Radio kesayangan akhirnya memutarkan lagu favoritku, langsung jejogetan ngga karuan*
Mas: dek dek deeeek eling dek eling deeeekk…
Me: *ketawa ngga bisa berhenti*
*Mungkin kalau dibaca aja ngga lucu ya, terlebih kalau ngga kenal sama Mas Yudha. Kalau dengerin langsung atau minimal aku yang ceritain langsung pasti lebih lucu dari membaca ini hahahaha*
____________________________________*baru ngobrol random via WA, si Mas baru makan. Aku ngomentarin foto nasi goreng yang dikirimin si Mas yang mirip ulet, lalu si Mas ngirimin foto ulet tiba-tiba*
Mas: jangan marah yaa, mas mau bayar duluu. Mata mas sakit deh dek. Makin minus kayanya..
Me: makanya ngomongin yang lain aja :( Matanya sakit gara-gara lihat-lihat ulet!! Makanya kacamata dipakay
Mas: ngga deh kayanya
Me: ngga apa?
Mas: karena jarang lihat adek aja jadi kurang vitamin mata
Me: -..- arep nggombal to jebluse
____________________________________*diminta Mas Yudha buat ganti display picture (DP) di WA yang fotonya berduaan, karena sering ngga aku pasang DP atau seringnya pasang foto ngga jelas. Lalu selang agak lama, dikomentarin sepupu (tapi emang sepupuku mayoritas iseng sih, sering komentar kalau aku ganti DP), “ciyeee prewed niyeeee”, lalu malu sendiri dan akhirnya ku ganti lagi DP-nya*
Mas: dek, kapan itu ganti DP-nya?
Me: barusan hehehe
Mas: tuh kok diganti lagi
Me: ehehehehehe
Mas: dibenerin itu DP-nya
*takut dimarahin si Mas…. akhirnya diganti lagi DP-nya yang bareng-bareng Mas Yudha*____________________________________
*baru nemenin si Mas buka di Bu Santi. I rubbed the back of his neck and played with his hair, while watching him eating. Teasing him with a silly scenario*
Me: belajar yang rajin ya nak, biar dapet juara di kelas.
Mas: *smiled*
Me: biar mamak ngga malu sama Tante Eli, dia kalau ngomongin anaknya dapet juara ini itu, ikut olimpiade ini itu… mamak cuma diem aja. Makanya kamu belajar yang rajin ya nak..
Mas: iya mak, ini Entong makan dulu ya mak biar kenyang biar bisa belajar… *laughed*
Me: *kram perut et causa ketawa****
Insecurity
Ban ontel pasti berputar (kalau digenjot atau dipindahkan), pentil ban yang tadinya di atas bisa berada di bawah. Sama seperti kehidupan (terlebih asmara). Beberapa waktu lalu, Huwaida Nabilah dan Putri Ariesanti menyempatkan waktu untuk buka bersamaku. Sepanjang waktu hanya membicarakan tentang betapa aku harus menikmati waktuku bersama Mas Yudha yang “masih” sweet ini. Sampai-sampai mereka membuat lingkaran yang berisi mereka berdua dan Mas Yudha, karena merasa senasib sepenanggungan, sedangkan aku di lingkaran yang sama dengan Andi dan Reza.
“Nikmati, Tin, mumpung dia masih nyariin kamu. Besok kalau lamaan dikit, pasti gantian kamu yang ngemis-ngemis buat ketemu.” – Ariesanti, 2017
**
“Dulu, Tin, dia yang mohon-mohon sama aku. Sekarang? Boro-boro, yang ada aku terus yang ngemis-ngemis. Makanya dinikmatin aja masa-masa sekarang.” – Nabilah, 2017
Sedih mendengar segala kalimat yang terdengar seperti ‘ancaman’ itu, sambil berdoa kenceng supaya Mas Yudha yang aku kenal sekarang tidak akan berubah kecuali ke arah kebaikan.
Aku yang selalu mengulur waktu untuk bertemu, memburu-buru pulang karena jam malam, meringkeskan perjalanan supaya tidak buang-buang waktu, sering tertidur kalau ditelfon, dan lain sejenisnya. Bertemu Huwaida dan Putri membuatku jadi ketakutan, takut kalau Mas Yudha berubah. Meskipun ribuan kali sudah si Mas meyakinkan aku kalau Mas tidak akan berubah, tapi tetap saja…. ban ontel pasti berputar.
Yah, dilihat saja kedepannya bagaimana. Anggap saja warning dari Huwaida dan Putri adalah ancang-ancang awal dariku supaya besoknya siap, supaya tidak mempermasalahkan perubahan tapi justru mengantisipasi, kalau tidak bisa ditanggulangi baru hati diusahakan nrimo.
Tapi, yang namanya manusia… pasti punya banyak kata “tapi“ ……………………………………..
Ngga akan berubah, ‘kan, Mas?
By the way, rindu setelah sekian lama ngga bertemu sama Huwaida dan Putri akhirnya terbayarkan dengan rumpi-rumpi yang menyisakan kekhawatiran diri…. Aku tetep sayang kalian kok :p
Berdiri tegak dan diakui sebagai negara yang bebas tapi pada kenyataannya tidak berdaulat adalah lebih menyedihkan ketimbang menjadi negara yang dijajah dan berjuang untuk merdeka.
FAQ
“Ngapain di-post kalau cuma di-private?”
karena kami ingin menulis untuk orang tertentu, dan kalau orang tadi ingin membacanya harap meminta password. kalau yang meminta password bukan orang yang diperbolehkan membacanya, ya tidak akan diberi password.
“Kenapa bikin private tapi lupa sama passwordnya?”
karena tulisan itu kontennya tidak layak publikasi atau bersifat sangat pribadi, tapi sesak di dada mendesak untuk mempublikasikannya. trust me, it makes a lot of difference when you write it down in your diary books and in a spaces like blog.
“Kenapa ngga ditulis aja langsung ke orangnya? Atau via e-mail?”
karena tulisan yang bersifat inappropriate atau pribadi tidaklah mudah ditujukan pada orang lain. Lagipula it’s better this way, berhasil mengeluarkan uneg-uneg namun tidak menyinggung perasaan orang lain. kalau ditujukan langsung/e-mail, ada kemungkinan orang tersebut membalas dan tidak terima, yang terjadi hanya pertengkaran dan bertambahnya luka di hati. cukup bijak menurutku untuk mempublikasikan tetapi di-private. Selain itu, bisa juga tulisan tadi mengandung curhatan sampah yang ditujukan untuk lingkaran tertentu.